Posted by : star5 Saturday, September 15, 2012

Foto Romo Harie
Saya tertarik ingin mengetahui profil tentang Romo Harie yang dengan blak-blakan mendukung Jokowi, padahal dia adalah adik ipar Fauzi Bowo.

Ketika saya membuka halaman Facebook Romo Harie (mudah-muadahan memang dia) ternyata budayawan ini sepertinya sudah "gerah" dengan sang ipar Foke. 

Coba baca komentarnya di foto album bareng Fauzi Bowo, "klu ga korupsi ga bakalan jadi gbnr kaleee ... he he he ...".

Romo Harie. Ada yang unik ketika Joko Widodo menggelar acara halal bi halal dengan wartawan di Restoran Sari Kuning, SCBD, Jakarta Selatan, Senin(10/9/2012) malam.

Budayawan berambut gondrong, Romo Harie, terlihat nampak diantara undangan dan tamu Joko Widodo. Harie juga mengenakan pakaian kotak-kotak khas Jokowi. Adik ipar Fauzi Bowo tersebut mendukung pasangan nomor urut tiga tersebut.
Bersama Foke (ada di Facebook)
"Kenapa saya menjadi relawan Jokowi, ya karena akal sehat dan hati nurani yang menuntun saya mendukung Jokowi," ujarnya.

Menurutnya, tidak ada keharusan baginya mendukung Fauzi walau masih kerabat keluarga.

"Sederhana saja. Kita lihat fakta. Kita punya akal sehat, punya hati nurani, kita lihat apa yang terjadi. Enggak etislah kalau saya cerita, itu sudah rahasia umumlah, semua orang sudah pada tahu," ujar Harie.

Harie pun membandingkan iparnya tersebut dengan Jokowi. Jokowi, menurutnya, memiliki catatan yang bagus selama ia memimpin Solo.

"Saya melihat integritas, Jokowi yang jujur, yang tulus. Saya melihat juga leadership, dengan kesederhanaan, gayanya dia, caranya dia memimpin. Itu efektif sekali, yang seperti ini yang sebetulnya dibutuhkan oleh masyarakat Jakarta," ujarnya.

Mengapa dan bagaimana ceritanya saudara Foke ini bisa mendukung Jokowi. Berikut petikan wawancara merdeka.com dengan budayawan Romo Harie, Kamis (13/9):

Apa alasan Anda mendukung Jokowi?

Saya mendukung Jokowi sebenarnya sejak putaran pertama. Ini konteks Pilkada DKI, pesta demokrasi, ini bukan masalah kekerabatan atau kekeluargaan. Tanpa mengabaikan nilai kekeluargaan, ini persoalan terkait kepentingan masyarakat Jakarta dengan berbagai ragam persoalannya. Di situ semua orang berhak atas pilihannya, apalagi dalam masyarakat madani. Saya ini juga berasal dari akar rumput, saya seorang budayawan jauh dari hingar bingar kekuasaan.

Sebagai seorang budayawan, saya ini berjuang soal nilai-nilai budaya. Banyak budayawan tidak terkait kekuasaan dan selalu berjuang apa yang ingin disampaikan seperti Ridwan Saidi yang memperjuangkan nilai betawinya, Emha Ainun Najib yang berjuang nilai keislamannya dan budayawan lainnya.

Mengapa Anda tertarik pada Jokowi?

Kesederhanaannya, integritas, kejujuran. Itu semua sudah terbukti saat memimpin Kota Solo. Saya melihat, Jokowi mempunyai leadership. Jangan Anda mengira kalau Jokowi itu bisa disetir atau sebagai sapi perah tim suksesnya, dia itu seorang pemimpin dan mempunyai leader dalam dirinya. Karena itu, tidak ada salahnya jika dia (Jokowi) naik kelas. Masa dia harus sekolah SMP terus.

Anda sudah mengenal lama tentang Jokowi?

Secara pribadi baru mengenal.

Apa Anda pernah berkomunikasi langsung dengan Jokowi. Lalu apa tanggapan Jokowi karena mendapat dukungan dari Anda?

Saya dengan mas Jokowi kontaknya hanya hubungan batin, bukan secara lahiriyah, secara batiniyah saja. Tanpa ketemu, kami sudah dialog secara verbal. Saya ini kepada beliau dialog rasa. saya berharap dia pemimpin yang baik bagi Jakarta. Mencari orang baik di Jakarta itu banyak, tetapi kalau orang benar sulit, karena orang benar tidak bisa dicitrakan. Itu ada pada Jokowi. Karena saya mendengar tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati nurani.

Anda mendukung Jokowi hanya lisan atau tindakan? Bentuk konkritnya seperti apa?

Orang mendukung itu tidak hanya komitmen, tetapi juga harus committed secara nyata. Saya mendirikan Posko Relawan Independen (PRI) di Jalan Pondok Indah Plaza Dua, Nomor 15 A di atas Indomaret. Di sana ada baliho besar bergambar Jokowi. Akhir-akhir ini saya juga ikut mensosialisasikan pasangan Jokowi-Ahok.

Apakah Anda mendukung Jokowi karena menganggap Foke tidak mampu membenahi masalah Jakarta?

Tidak ada orang yang sepenuhnya baik dan sepenuhnya buruk.

Anda kok tega tidak mendukung saudara sendiri?

Dia (Foke) seorang intelek, publik figur, saya rasa dia berjiwa besar. Ini negara demokrasi. Saya sudah lama tidak ada komunikasi dengannya. Dia sibuk. Karena kami berada dalam posisi berbeda. Tidak pernah ada kontak. Dia birokrat, saya budayawan. Jadi sibuk masing-masing.

Karena hubungan saya dengan Foke bukan hubungan biologis. Dia saudara dari istri saya (istrinya Romo Harie adiknya istrinya Foke). Selama ini jika ada silaturahmi ya biasa saja. Nilai-nilai kekeluargaan tetap ada. Namun kami ini orang kecil.[Merdeka.com]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Tribun Dewasa -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -