Posted by : star5 Sunday, February 24, 2013

Sejatinya kemajuan teknologi informasi adalah untuk memudahkan manusia. Namun ketika kemudahan itu sudah didapat, teknologi informasi tersebut dapat pula disalahgunakan. Situs jejaring sosial Facebook adalah salah satu produk teknologi yang dapat disalahgunakan bukan hanya pria, bahkan seorang wanita. Seperti dalam kisah  berikut tentang pengakuan seorang istri yang selingkuh melalui Facebook.


Lima belas tahun sudah aku menikah dengan Mas Bambang. Selama itu pula hubunganku dengan Bambang sangat harmonis. Apalagi dengan kehadiran tiga buah hati kami. Namun, petaka di dalam keluargaku mulai muncul tatkala aku mengenal Facebook (FB). Gara-gara jejaring sosial inilah impianku untuk membangun rumah tangga yang utuh berantakan. Aku yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tergoda dengan rayuan lelaki lain melalui FB.

Cerita ini berawal ketika 2010 lalu aku diperkenalkan oleh suamiku tentang Facebook. Saat itu, aku yang hanya bekerja di dalam rumah seakan mendapat hiburan baru. Suamiku pun senang, karena melihat diriku tidak bosan menjaga anak di rumah.

Sebulan mengenal facebook, aku menilai tak ada yang istimewa pada jaringan sosial ini. Namun, setelah mengenal chat (ngobrol), aku mulai menikmatinya. Apalagi banyak yang ingin berkenalan denganku. Baik itu laki-laki, maupun ibu-ibu.

Wajahku memang ayu. Kulitku putih bersih. Saat ini usiaku sekitar 37 tahun. Aku memasang foto profil yang cukup menarik di Facebook. Mungkin ini yang membuat banyak orang yang tertarik untuk berkenalanlebih jauh denganku. Dari sekian banyak lelaki yang menyapa aku di facebook, ada beberapa lelaki yang mengaku tertarik kepadaku. Walaupun saat itu aku mengatakan bahwa aku sudah punya anak dan suami, Sehingga mereka tidak pantas untuk menyukaiku

Awalnya aku bertekad untuk tidak tergoda dengan bujuk rayu sejumlah lelaki di facebook. Namun, setelah aku mengenal Tommy semuanya berubah.

Tommy adalah seorang PNS yang mendapat beasiswa S2 tingkat akhir salah satu PTN , berasal dari luar Jawa. Wajahnya tampan setampan suamiku, cerdas dan kaya. Dari postingannya aku dapat menilai, ia lelaki yang sudah menikah ini sangat religious. Tommy betul-betul mampu menggoyahkan imanku.

Bahasanya yang santun, dan caranya ia memerhatikanku di Facebook telah membuat hati ini luluh. Setiap hari kami ngobrol lewat facebook. Bahkan kami saling bertukar pikiran tentang rumah tangga kami masing-masing.

Ya�boleh dibilang kami saling curhat-curhatan. Dari sinilah perasaan aneh muncul, baik saya maupun Tommy. Akhirnya, Tommy menyatakan sayangnya lewat chat dan ingin berjumpa denganku.

Aku yang sejak awal sudah tertarik dengan Tommy tak mampu menolaknya. Namun, aku masih malu-malu menyatakan suka kepadanya.

Setelah sekian bulan hanya chat di facebook, kami pun sepakat untuk bertemu. Kami kemudian melakukan pertemuan di salah satu restoran di dikawasan timur Jakarta. Saat itu Tommy datang seorang diri, sementara aku membawa anak bungsuku.

Walaupun, aku menyukainya, aku tak ingin pertemuan kami menimbulkan fitnah. Perasaanku deg-degan saat bertemu dengan Tommy. Ia pun menyapaku dengan suara berat. Ada yang lain muncul di dalam hatiku. Di tempat itu, Tommy pun kembali menyatakan ketertarikannya kepadaku. Akupun menyatakan hal yang sama.

Pertemuan dengan Tommy di restoran tersebut bukanlah hal yang terakhir. Sejak pertemuan itu, kami pun sering janjian untuk bertemu. Bahkan, kadang, aku bertemu dengan Tommy seorang diri tanpa membawa anakku. Kebetulan di rumah aku memiliki seorang pembantu rumah tangga.

Rupanya, inilah awal dari keretakan rumah tanggaku dengan Bambang. Aku sudah mulai jarang di rumah tanpa sepengetahuan Bambang. Maklum, setiap hari Bambang bekerja mulai dari pagi hingga malam. Sementara, kadang aku selalu bertemu dengan Tommy dari siang hingga sore.

Tommy telah membuka mataku tentang indahnya dunia ini. Ia mengajak aku shopping, wisata kuliner, dan mendatangi tempat- tempat hiburan lain. Ini semua kulakukan tanpa harus mengeluarkan duit. Aku seakan-akan sudah terjebak dalam kehidupan foya- foya.

Walaupun aku sering foya-foya dengan Tommy, sikapku di rumah tetap seperti biasa. Aku tetap sebagai istri melayani suamiku ketika ia baru pulang dari kantor. Termasuk mengurus pakaian dan makanannya saat ia akan ke kantor di pagi hari.

Setelah jalan bareng dengan Tommy selama dua bulan, aku pun tak mampu menolak ajakan Tommy untuk bertemu di hotel. Saat itu Tommy sudah membooking satu kamar di salah satu hotel berbintang di timur Jakarta. Sekitar pukul 11.00 WIB aku datang menemuinya di kamar itu. Setelah kami berbincang-bincang selama beberapa menit, aku tak kuasa ketika Tommy memeluk tubuhku.

Akhirnya, aku pun terjebak dalam rayuan syetan, tergoda dan rela melakukan hubungan suami istri dengan lelaki yang bukan suamiku sendiri. Sejak peristiwa itu, kami sering melakukannya, dari satu hotel ke hotel yang lain. Aku pun begitu menikmati kehidupanku ini. Namun, di hatiku setiap hari berteriak. Aku tak rela mengkhianati suamiku yang sudah memberiku tiga orang anak. Apalagi ia begitu baik dan begitu memercayaiku. Ia pun sangat disenangi oleh keluargaku.

Aku ingin lepas dari kehidupan Tommy yang harus kuakui telah memberi warna baru dalam hidupku. Ia pun mengaku tulus mencintaiku. Di depanku juga ia mengaku berdosa telah mengkhianati istrinya. Tapi, ia pun tak bisa meninggalkanku.

Bulan berganti bulan, kehidupanku tak ada yang berubah. Aku pun dan Tommy masih tetap jalan bareng. Bahkan, aku semakin takut kehilangannya. Namun, peribahasa yang mengatakan, sepandai- pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga telah terbukti kepada diriku.

Sepandai-pandainya aku menyembunyikan hubungannya dengan Tommy, akhirnya ketahuan juga oleh suamiku. Aku, ketahuan selingkuh setelah suamiku membaca SMS Tommy yang berisi kata-kata mesra. Ia pun memaksa aku untuk mengaku.

Aku saat itu tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi suamiku langsung menghubungi nomor ponsel Tommy. Awalnya Tommy membantah, dan mengatakan bahwa ia dan diriku hanya berteman. Namun, setelah diancam oleh suamiku, Tommy mengakuinya dan meminta maaf.

Namun, suamiku sudah terlanjur sakit. Ia pun langsung menceraikanku. Saat ini aku, dan Bambang masih dalam tahap perceraian.

Namun, dalam doaku setiap selesai shalat aku memohon maaf kepada Allah SWT, kepada suamiku, kepada anak-anakku dan kepada keluargaku karena aku telah menyia-nyiakan cinta mereka. Aku ikhlas menerima ini semua atas konsekuensi dari perbuatanku sendiri.

Namun, aku masih tetap berharap untuk bisa kembali bersama dengan Bambang, dan akan aku buktikan untuk menjadi istri yang baik."

Catatan : sumber cerita ini belum jelas. Ada banyak blog yang memuat kisah ini jadi bingung menyebutkan sumber. Bila ada pembaca yang merasa tulisan ini adalah milik anda, harap menghubungi kami di parhusip@gmail.com atau berikan saran di kritik komentar.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Tribun Dewasa -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -