Posted by : star5 Thursday, August 9, 2012

Merelakan istri kerja di pantai pijat, harus berani membunuh rasa cemburu. Tapi rupanya Sudar, 35, justru selalu membayangkan Salamah, 23, istrinya tengah �dipijit� ganti oleh pelanggannya. Ketika kadar kecemburuan tersebut sudah demikian over dosis, sopir rumah produksi ini tega menghajar istrinya sampai babak belur.

Ilustrasi
Hadits Nabi mengatakan: layanilah ajakan tidur suami, meski istri sedang di dapur sekalipun! Bagi kebanyakan kaum lelaki, termasuk para pelaku poligami tentunya, maunya memang begitu. Baginya, istri ideal adalah yang hanya mamah dan mlumah untuk suami. Maksudnya, istri cukup di rumah makan dan tidur. Tapi bila suami �butuh� sewaktu-waktu, dia harus siap melayani di ranjang kapan saja dan di mana saja, kalau perlu sambil minum Coca Cola.

Cuma tak semua kaum suami bisa memuaskan idealismenya, karena masalah ekonomi tentu saja. Bila gaji sebulan hanya cukup dimakan 2 minggu, bagaimana kepala keluarga bisa membiarkan istri hanya mamah dan mlumah? Karenanya, lelaki macam Sudar dari Krobokan, Semarang Barat ini, terpaksa merelakan istrinya ikut bekerja cari tambahan. Maklumlah, gaji dia sebagai sopir rumah produksi sinetron, sangat tidak mencukupi untuk membiayai keluarga kecilnya. Percaya nggak, tiap habis bulan amplopnya sudah compang-camping terlalu banyak potongan. Istri di rumah tinggal menerima beberapa lembar ratusan merah.

Maunya Sudar sih, istrinya bekerja di tempat terhormat, misalnya jadi Gubernur Senior BI macam Miranda Gultom itu. Tapi karena ijasah Salamah hanyak SMA, akhirnya hanya diterima kerja di sebuah panti pijat. Di tempat ini yang dibutuhkan memang bukan otak, tapi otot. Maksudnya, jari jemari selalu kuat untuk memijat sejumlah pelanggan yang butuh pelayanan darinya. Adapun Salamah memiliki kelebihan wajah cantik, hal tersebut memang punya nilai tambah untuk menggaet pelanggan panti pijat.

Memang betul. Gara-gara kecantikan Salamah, pelanggan panti pijat �Driji Nggrathil� lebih memilih dipijat istri Sudar ini. Bagi kaum lelaki, jangankan hingga hubungan yang lebih khusus, baru dipegang-pegang wanita cantik saja, dadanya sudah serrr-serrr dan klenyer-klenyer. Maka bila pijitan Salamah sangat memuaskan, dia sering memperoleh tip dari para tamu, dari yang hanya Rp 10.000,- hingga Rp 50.000,-

Sebagai sopir bergaji kecil, melihat istrinya sering bawa pulang uang lebih, senang-senang saja. Namun di balik itu dia menangis dalam hati. Benarkah uang tersebut diperoleh secara wajar dan halal? Jangan-jangan pelaggan sampai berani memberi tip Rp 50.000,- karena setelah dipijit Salamah, dia diperkenankan ganti memijit tubuh Salamah pada bagian tertentu. Sungguh, untuk membayangkan yang lebih buruk lagi, Sudar tidaklah sanggup.

Pernah Sudar menyarankan istrinya berhenti bekerja, tapi jawab Salamah seperti Krisdayanti ketika diminta Anang Hermansyah untuk berhenti sebagai penyanyi: �Memangnya penghasilanmu cukup untuk membiayai anak istri?� Wah, tentu saja Sudar tak berkutik kena skak mat macam demikian. Akhirnya, jawaban yang muncul ya hanya macam Pak RW di sinetron Para Pencari Tuhan: �Anu, anu, wedus ki!�

Setelah punya penghasilan lebih gede dari suami, Salamah memang jadi suka menteng kelek (keras kepala). Segala saran dan nasihat suami tak digubris lagi. Tentu saja Sudar merasa diremehkan. Tak rela istrinya jadi medan bancakan lelaki lain, dia sekali lagi minta istrinya berhenti dari panti pijat. Ternyata Salamah bersiteguh. Gelaplah mata Sudar, saat naik motor langsung saja istrinya ditabrak hingga jatuh njengkelit (terpelanting). Sementara suaminya ngeloyor pergi, Salamah mengadu ke Polres Semarang Barat.

Prinsip Sudar: janganlah kerja jika hanya dikerjain orang [poskota.co.id] Gambar : ilustrasi

Baca juga artikel ini :

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Tribun Dewasa -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -