Posted by : star5 Sunday, October 7, 2012



Duduk seorang diri di sofa biru milik ruang penyidik Reserse dan Kriminal (Reserse) Polsekta Lubukbaja, seperti ada bara di pantat Novi. Sedari awal, wanita berusia 39 tahun kerap berganti posisi duduk, enggan tenang. Meski udara di ruang Reskrim tersebut diurapi dingin AC, tok keringat Novi terus saja tercucur, membasahi wajah dan lehernya.
 
Sesekali, ia terlihat menghirup botol minyak angin yang ada di tangannya. Sebagai penanda bahwa kondisi tubuh Novi pada Minggu siang kemarin lagi kurang enak badan. Seyogyanya, dengan kondisi demikian, ibu dua anak tersebut berada di rumah istirahat. Apalagi perut si Novi tengah tertanam janin berusia tiga bulan. Namun Novi harus berurusan dengan polisi. Ia tersandung masalah kriminal, dituduh menjadi makelar untuk penari telanjang atau striptease asal Jakarta. Kini Novi harus mendekam di kantor polisi.

Masih ingat kasus RA (15), gadis belia asal Jakarta yang dijadikan penari bugil yang bisa di-booking pria hidung belang, bahkan tak jarang pejabat-pejabat kepri? Nah, ditangkapnya Novi, Kamis (11/3) malam di kediamannya di Kebun Jeruk Jakarta Barat atas tuduhan sebagai makelar yang mencari korbannya untuk dijadikan penari telanjang di Batam.

Tapi itu baru sangkaan polisi atas penangkapan wanita yang sedang hamil tiga bulan ini. Minggu (14/3), Novi mengungkapkan pembelaannya. Ia memang mengakui ikut membantu mencarikan pekerjaan buat RA. �Tapi itu kan dia (RA) yang minta. Ibunya juga minta tolong sama saya,� kata Novi membela diri.
Diceritakan Novi, awal perkenalannya dengan RA dan Deby Debora, ibu korban terjadi saat ia mengantar-jemput anaknya di sebuah sekolah TK di Jakarta. Dari situ semuanya berawal. �Ibunya ini ngomong sama saya, �Vi, carikan pekerjaanlah buat RA (menyebut nama sebenarnya), kalo bisa di luar kota�,� kata Novi menirukan ucapan ibu RA.

Nah, beberapa hari setelah permintaan itu, masih menurut cerita Novi, kebetuan Hendra Mogot (38), menelponya dari Batam. �Vi, saya ada buka kafe di Batam. Ada anak nggak yang mau kerja,� begini tawar Hendra waktu itu, seperti dikatakan kembali oleh Novi.

Berikutnya, tawaran Hendra itu diteruskan Novi pada RA dan ibunya. Jelas saja RA dan ibunya tak menolak. Apalagi saat itu, semua keperluan pemberangkatan sudah difasilitasi oleh Hendra dari Batam.
Menurut cerita versi Novi, ia hanya dikirimi uang Rp550 ribu plus tiket pesawat. �Uang itu untuk keperluan dia (RA) semua,� kata Novi. Ia membantah menerima uang Rp2 juta seperti diutarakan tersangka Hendra sebelumnya.

Singkat cerita, pada 21 Januari lalu, RA diberangkatkan ke Batam. Sejak keberangkatan itu, Novi mengaku pernah menghubungi Hendra guna menanyakan keadaan RA. �Tapi si Hendra ini bilang, dia (RA) sedang jalan-jalan dan belanja,� kata Novi seraya mengatakan kalau ia yakin, RA sudah hidup enak bekerja di Batam. Pasalnya, sebelum memberangkatkan RA, Novi juga mendapatkan bocoran kalau kerja jadi waitres di Batam, tipsnya bisa sampai Rp500 ribu per malam.
(rozi juhendra)

Ngakalin Umur, Melapor Polisi
�Ah, malu pak. Saya ibu rumah tangga, pak,� Novi berupaya menutupi wajahnya saat difoto wartawan. Novi membantah kalau ia mempunyai jasa agensi di Jakarta. Selama ini, ia hanya beraktifitas sebagai ibu rumah tangga. Hari-hari, katanya, dilalui merawat dua anaknya yang kini berusia 9 tahun dan 4 tahun. �Mereka (anak-anaknya) jadi malu, saya ditangkap polisi,� kata Novi lagi.

Ia seakan menyesal sudah menjadi perantara membantu RA mendapatkan pekerjaan sebagai penari telanjang. �Kalo tahu gini, saya nyesal ngebantuin dia (RA). Suami saya juga pernah ngingatin saya,� kata Novi dengan nada menyesal.

Ia kembali teringat permintaan Deby untuk mencarikan pekerjaan di luar kota buat RA. �Ya, dia (RA) ini anaknya badung,� kata Novi. Selain suka huru-hara, di Jakarta, Novi mengatakan, RA sudah terlibat seks bebas. �Dia itu kan pernah pacaran sama supir,� kata Novi.
Akibatnya, RA sudah tak lagi perawan. Nah, kata Novi, lantaran Deby malu melihat tingkah anaknya yang baru beranjak gede itu, akhisnya kerja di luar kota sebagai solusinya.

Kendati merasa tak bersalah lantaran bermaksud hanya membantu, tapi Novi sempat merasa curiga saat Hendra menyuruhnya mengelabui umur RA. �Saya bilang sama Hendra, kalau anak ini masih berumur 16 tahun,� kata Novi. Tapi saat itu, Hendra malah menyuruhnya untuk mengakali umur RA.
Caranya? �Kami disuruh dia (Hendra) datang ke polisi untuk membuat laporan kehilangan KTP,� jelas Novi. Alhasil, sebelum berangkat ke Batam, Novi menemani RA mendatangi kantor polisi di Jakarta. Saat itu, RA mengakui kalau sudah kehilangan dompet beserta isinya, termasuk KTP. �Polisinya memang minta fotokopiannya, tapi dia (RA) bilang, nggak ada,� kata Novi.

Walau polisi meminta Kartu Keluarga (KK) dari KTP itu, tapi RA tetap tak hilang akal. Setelah sedikit �merengek� dan menghiba, akhirnya Surat Tanda Penerimaan Laporan Kehilangan Barang (STPL-KB) itu berhasil dikantongi RA. �Bayar lima puluh ribu (rupiah),� kata Novi soal ongkos mengakali pembuatan surat kehilangan.

Dengan modal surat kehilangan fiktif itulah RA kemudian dibuatkan KTP. Selanjutnya, ia pun diberangkatkan ke Batam. �Padahal kalau hanya untuk tiket aja, kenapa umur harus dibohongi,� kata Novi mengaku sudah curiga. Pasalnya, Hendra sudah mewanti-wanti agar umur RA dibuat lebih tua dari kenyataanya. �Tahunya dipekerjakan kayak gini,� Novi menambahkan.

Tapi apa pun alasan Novi, ia tetap tak bisa mengelak dari jerat UU Perlindungan Anak serta Kita Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penipuan. �Sementara kita jerat pasal perlindungan anak junto pasal penipuan (KUHP),� jelas Kepala Unit Reserse dan Kriminal Inspektur Satu Edy Wiyanto.

Diakui Edy, memang banyak keterangan yang tidak sama dari tersangka Hendra, RA (korban) dan tersangka Novi. �Ini yang perlu kita konfrontir,� kata Edy. Mengingat kondisi Novi yang sedang hamil tiga bulan, hingga siang kemarin, Novi memang masih belum dimasukan ke dalam sel penjara. Senin (15/3), rencananya, suami dan pengacara Novi akan menyusul datang ke Batam. [posmetrobatam.com]

Baca juga artikel ini :

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Tribun Dewasa -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -